Jumat, 10 Oktober 2014

Langkahku

Aku tertatih
Di antara pijak lesu langkah kakiku
Mengitari jagad mengejar waktu
Nyatanya,
Aku tak tahu apa yang kuburu
Hanya langkah demi langkah yang terus memijak
Mendebam menghantam bumi tinggalkan bekas kaki

Bekas-bekas itu menjelma menjadi rentetan goresan sejarah
Sejarah tak bermakna
Sejarah tak berarti
Hanya laku langkah kakiku yang kian kelu
Menetapi alur tata krama tingkah sosial

Aku dan langkahku
Terus melaju susuri pinggiran masa
Di lereng jurang kehidupan yang kian terjal

Rabu, 10 September 2014

Bilamana...

Bilamana Tuhan hanya menjadi bahan perdebatan
Adu argumen berdasar referensi manusiawi
Dalil-Nya tak lagi menjadi acuan
Pemikiran otak manusia berubah didewakan
Tuhan hanya menjadi kumpulan kata
Bahkan Tuhan hanya menjadi sejarah bagi manusia
Artinya hanya pada sebatas keperluan akan diri-Nya
Bukan sepenuhnya penghambaan atas kuasa-Nya atas duania beserta isinya

Tuhan tak lagi menjadi Tuhan
Tuhan hanya akan menjadi tuhan di antara tuhan-tuhan yang berserakan pada tempatnya masing-masing
tuhan yang berada di mall
tuhan yang singgah di universitas
tuhan yang singgah di perkotaan
tuhan yang singgah di pedesaan
Tiap tuhan yang ada, sejatinya bukanlah Tuhan yang sebenarnya
Hanya kamuflase, fatamorgana
Hanya tuhan yang dilahirkan oleh retorika dan logika


Rabu, 17 April 2013

Rindu tak bersyarat

Pada dasarnya, 
Rinduku ini tanpa syarat dan tanpa kriteria

Pabila rinduku disebabkan wajah ayumu, maka ketika ke-ayuan itu memudar, memuai juga rinduku.

Pabila rinduku dikarenakan senyum manismu, maka ketika senyum itu bereinkarnasi dalam wujud murka lenyaplah rinduku.

Pabila rinduku bermuara pada indahnya tutur ucapmu, maka ketika datang keburukan dalam syair kata yang kau ucap, meluluhlah rinduku.

Pabila rinduku berakar pada kecocokan rasa dalam tutur ucap tingkah polah, maka ketika polahmu berubah pada bentuk yang menyebalkan, tercerabutlah juga rinduku.

Maka, rinduku ini tetap tak bersyarat pada kriteria duniamu atau dunia orang lain.
Hanya rindu yang mampu ku gambarkan pada barisan kata kosong yang kau menyebutnya "GOMBAL"

Kenangan Rindu

Semalam engkau menangis hingga tersedu
Dalam rindu yang kian menggulung di kalbumu

Tetes demi tetes air mata menderai
Mengalir basahi pipimu

Tangismu adalah rindu,
Pada waktu yang tak dapat kau putar kembali ke masa itu

Meminang Rasa

Sungguhpun ku ingin selalu memburumu
Dalam rinduku yang kian menggelora di dalam dada

Namun, asaku mencegah langkahku
Untuk meminang rasa pada balut masa